- Sabtu, 18 Januari 2014

HENTIKAN KEKERASAN, BERIKAN UPAH KAMI, RATIFIKASI C189



SBMILOTENG, Praya - Tragedi penyiksaan terhadap Buruh Migran Indonesia (BMI) perempuan di Malaysia, Hongkong dan Negara-negara tujuan penempatan lainnya menjadi momok yang menakutkan bagi kami. Bahkan tidak hanya terjadi di Luar Negeri, satu langkah diri kami keluar dari rumah untuk bekerja kami sudah menjadi mangsa “kekerasan” yang empuk dari banyak pihak.

Kekerasan yang dialami kawan kami Nirmala Bonet, Modesta Rengga Kaka, Erwiana, Tuti Tursilawati, dan ratusan nama buruh perempuan lainnya menjadi daftar Pejuang yang kini terus bertahan dan perang terhadap pelaku dan system yang tidak berpihak kepada klas buruh.

Kondisi fisik korban kekerasan biasanya sangat mengenaskan selain tampak bekas luka merata diseluruh tubuh dan merusak fungsi tubuh bahkan divonis rusak permanen oleh dokter.

Selain disiksa dengan menggunakan tangan dan kaki (ditinju, ditampar, ditendang) juga menggunakan benda tumpul dan tajam. Korban hanya diberi makan sekali bahkan ada yang diikat dan ditinggal di dalam rumah berhari-hari, upah dan tunjangan lainnya juga tidak pernah diberikan.

“Aku nggak mau lari karena berharap upahku diberikan,” ujar salah satu korban selamat di tempat penampungan Konjen RI di Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik ya...

Popular Posts